SUARAKEADILAN – Pemerintah Kota Denpasar melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar menggelar Apel Pasukan Pengamanan Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1941. Apel ini dilaksanakan di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung Senin (4/3/2019). Upacara ini pimpin Komandan Kodim 1611 Badung Letkol Infanteri Handoko Yudho Wibowo.
Dalam kesempatan tersebut juga dihadiri Dandenpom IX Udayana, Letkol Cpm Harjono Pamungkas Putro. Asisten I Pemerintahan dam Kesra I Made Toya, Kasatpol PP Kota Denpasar I Dewa Anom Sayoga. Hadir pula beberapa Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Denpasar.
Komandan Kodim 1611 Badung Letkol Infanteri Handoko Yudho Wibowo menyambut baik dilaksanakannya apel kesiapan melalui gelar pasukan ini. Hal ini untuk menunjukan kepada masyarakat bahwa pemerintah hadir di dalam setiap kegiatan masyarakat. Apalagi nuansanya adalah kegiatan budaya yang sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Kota Denpasar.
‘’Sudah sepatutnya kita semua ikut peduli dan ikut bertanggung jawab atas keberlangsungan pembangunan di Kota Denpasar. Tanpa meninggalkan ciri khas dan jati diri, budaya masyarakat Kota Denpasar,’’ ucapnya.
Sementara Kasatpol PP Kota Denpasar I Dewa Anom Sayoga membenarkan, bahwa kegiatan Pasukan Pengaman Hari Suci Nyepi dilaksanakan untuk mengembalikan ciri khas dan jati diri Kota Denpasar. Kegiatan ini juga untuk menjaga stabilitas ketentraman dan ketertiban umum. Maka dari itu dalam rangka pelaksanaan pengamanan Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1941 dipandang perlu. Untuk mengerahkan seluruh potensi secara menyeluruh, terpadu dan partisipatif. Mengingat Kota Denpasar diarahkan menjadi Kota Kreatif.
Sehingga dalam prosesi pengaman Hari Suci Nyepi semua pihak dikerahkan mulai dari prosesi pengamanan Upacara Pemelastian, Tawur Kesanga, Pelaksanaan Pawai atau Parade Ogoh-ogoh serta saat Bratha Penyepian.
Dalam prosesi pengawalan dan pengamanan Sayoga mengaku personil yang dilibatkan sebanyak 1.000 orang yang terdiri dari pasukan TNI, POLRI, Linmas, Pecalang dan Saba Upadesa.
’Prosesi pengawalan dan pengaman ini secara total sebanyak 1.000 orang. Selain itu dalam kegiatan itu pihaknya juga mengerahkan Linmas seluruh kecamatan Desa Kelurahan Pecalang didukung Jero Bendesa di masing-masing Desa Pakraman,’’ ujar Sayoga.
Lebih lanjut ia mengatakan, banyak personil karena pengaman prosesi Upacara Nyepi di awali dengan pemelastian sehingga berakibat kepadatan lalu lintas saat menuju lokasi dan lokasi pemelastian. Selain kemacetan juga akan berdampak masalah kebersihan. Oleh sebab itu pihaknya melibatkan dari berbagai pihak.
Tidak hanya pengaman dan pengawasan. Pihaknya juga akan melakukan tindakan tegas kepada masyarakat yang menggunakan house music dan sound system pada saat pengerupukan. Selain itu pihaknya juga akan bertindak tegas bagi yang membuat ogoh-ogoh berbau politik. Dan menggunakan bahan tidak ramah lingkungan.
Tindakan tegas itu harus dilakukan sesuai dari hasil kesepakatan bersama antara Majelis Madya Desa Pakraman dan sabha Upadesa Kota Denpasar dan Sabha Upadesa Kota Denpasar. Surat edaran Walikota Denpasar dan Surat Keputusan Walikota Denpasar. (DDR)